Cakrawalaopini.com – Amerika Serikat, Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2024 semakin dekat, dengan pemungutan suara yang dijadwalkan berlangsung pada 5 November 2024. Dalam kontestasi ini, dua kandidat utama yang bersaing adalah Kamala Harris, yang merupakan Wakil Presiden saat ini, dan mantan Presiden Donald Trump.
Survei terbaru menunjukkan bahwa kedua kandidat berada dalam persaingan yang sangat ketat, dengan hasil yang bervariasi tergantung pada lembaga survei yang melakukan pengukuran.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Forbes, Kamala Harris diprediksi unggul tipis dengan perolehan suara 49 persen, sementara Donald Trump mendapatkan 48 persen.
Survei ini melibatkan 4.520 pemilih terdaftar dan dilakukan secara daring antara 30 Oktober hingga 1 November 2024. Dalam konteks persaingan dua arah, Harris diperkirakan mendapatkan 51 persen suara, sedangkan Trump 49 persen.
Namun, hasil survei ini tidak sepenuhnya dapat diandalkan. Sejarah pemilihan presiden AS menunjukkan bahwa lembaga survei sering kali tidak akurat dalam memprediksi hasil akhir.
Pada pemilihan 2016 dan 2020, banyak lembaga survei yang gagal memperkirakan kemenangan Trump dan Biden, masing-masing, meskipun mereka tertinggal dalam survei. W. Joseph Campbell, seorang profesor di Universitas Amerika, mengingatkan bahwa hasil survei saat ini mungkin tidak mencerminkan kenyataan di lapangan.
Dalam survei terbaru yang dirilis oleh PBS News, Kamala Harris kembali menunjukkan keunggulan dengan 51 persen suara, sementara Trump berada di angka 47 persen.
Meskipun demikian, Trump masih memiliki dukungan yang kuat di kalangan pemilih laki-laki, meskipun mengalami penurunan dukungan yang signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Di sisi lain, Harris juga mengalami penurunan dukungan dari pemilih kulit hitam dan Latin, yang sebelumnya menjadi basis kuat bagi Joe Biden pada pemilihan 2020.
Kedua kandidat juga telah mengumumkan pasangan wakil presiden mereka. Harris berpasangan dengan Tim Walz, sementara Trump memilih JD Vance.
Dengan pemilu yang semakin dekat, kedua kandidat telah meningkatkan kampanye mereka untuk menarik pemilih yang masih ragu.
Harris, misalnya, berusaha menarik perhatian pemilih dari Partai Republik, yang menunjukkan adanya peningkatan dukungan dari kalangan tersebut
Proses pemungutan suara akan dilakukan secara serentak di seluruh 50 negara bagian, dengan waktu penghitungan suara yang bervariasi. Meskipun proyeksi awal hasil pemungutan suara akan diumumkan dalam waktu 24 jam setelah pemungutan suara, hasil resmi akan diumumkan beberapa hari kemudian.
Hasil akhir pemilihan presiden ini akan menentukan siapa yang akan menjabat sebagai presiden AS untuk periode 2024-2028.
Dengan semua faktor yang ada, prediksi pemenang Pilpres AS 2024 tetap menjadi teka-teki. Meskipun survei menunjukkan keunggulan tipis bagi Kamala Harris, ketidakpastian dan dinamika pemilih yang terus berubah menjadikan hasil akhir pemilihan ini sulit untuk diprediksi.
Hasil akhir baru akan diketahui pada awal Januari 2025, setelah kongres melakukan penghitungan ulang suara. (ck)