Langsung ke konten
Inter World

Rusia Uji Coba Rudal Hipersonik Oreshnik: Peringatan bagi Barat atau Langkah Strategis?

×

Rusia Uji Coba Rudal Hipersonik Oreshnik: Peringatan bagi Barat atau Langkah Strategis?

Sebarkan artikel ini

Cakrawalaopini.com – Moskow, 28 November 2024,  Rusia kembali menjadi sorotan dunia setelah meluncurkan rudal balistik jarak menengah terbaru bernama Oreshnik. Rudal hipersonik ini dilaporkan menyerang fasilitas PA Pivdenmash di Dnipro, Ukraina, yang dikenal sebagai salah satu pusat industri militer negara tersebut. Namun, laporan mengenai kerusakan yang ditimbulkan dan tujuan utama serangan ini masih menjadi perdebatan. 

Spesifikasi Rudal Oreshnik

Rudal Oreshnik disebut mampu melaju dengan kecepatan lebih dari Mach 10 dan dilengkapi dengan enam hulu ledak yang membawa submunisi. Kecepatan dan kemampuan manuvernya membuat rudal ini hampir mustahil untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara modern. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan menyatakan bahwa produksi massal Oreshnik akan segera dimulai, menegaskan posisi Rusia dalam persaingan senjata hipersonik global. 

Serangan di Dnipro: Kerusakan Minimal atau Strategi Lain?

Serangan Oreshnik pada fasilitas PA Pivdenmash memicu spekulasi. Sumber dari pemerintah Ukraina yang dikutip oleh *Reuters* menyebutkan bahwa kerusakan akibat serangan tersebut relatif kecil. Bahkan, beberapa laporan menyatakan bahwa rudal tersebut membawa hulu ledak tiruan tanpa bahan peledak. 

Salah satu pejabat Ukraina menyatakan, “Dalam kasus ini, rudal tidak membawa bahan peledak. Tidak ada jenis ledakan besar seperti yang kami duga. Kerusakan yang terjadi cukup kecil.” 

Spekulasi muncul bahwa Rusia mungkin menggunakan serangan ini untuk menguji kemampuan rudal Oreshnik tanpa maksud menyebabkan kerusakan besar. Beberapa ahli menduga, hulu ledak rudal tersebut dilengkapi instrumen pengujian untuk mengevaluasi performa rudal selama peluncuran. 

Analisis: Tujuan Rusia dalam Konflik

Eurasian Times mempertanyakan klaim kerusakan minimal yang diutarakan pihak Ukraina. Media tersebut menyoroti bahwa sebuah objek logam yang bergerak dengan kecepatan Mach 10, bahkan tanpa bahan peledak, seharusnya mampu menyebabkan kerusakan signifikan. 

Mereka membandingkan dampaknya dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh burung kecil pada pesawat tempur yang terbang dengan kecepatan 800 kilometer per jam, yang sering kali dapat menyebabkan kerusakan besar. Dengan perbandingan tersebut, mereka menilai laporan kerusakan minimal mungkin tidak sepenuhnya akurat. 

Eskalasi Konflik atau Pesan kepada Barat?

Penggunaan Oreshnik oleh Rusia dinilai sebagai bentuk eskalasi dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina. Beberapa analis berpendapat bahwa peluncuran ini juga merupakan pesan kuat kepada Barat mengenai kemampuan militer Rusia, terutama di tengah meningkatnya dukungan negara-negara NATO kepada Ukraina. 

Namun, tujuan sebenarnya dari serangan ini masih diperdebatkan. Apakah Rusia benar-benar ingin menunjukkan kekuatan teknologi militernya atau hanya melakukan uji coba strategis, masih menjadi misteri. 

Dampak bagi Kawasan

Peluncuran Oreshnik menunjukkan bahwa konflik di Ukraina terus berkembang menjadi medan uji coba bagi teknologi militer canggih. Hal ini juga memicu kekhawatiran baru di antara negara-negara Barat mengenai potensi eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut. 

Meskipun kerusakan akibat serangan ini dinilai terbatas, dampak psikologis dan politiknya dapat menjadi lebih signifikan. Dunia kini menunggu tanggapan dari Ukraina dan sekutunya, serta bagaimana langkah Rusia berikutnya dalam konflik yang semakin kompleks ini. 

(M11)