Cakrawalaopini.com – Tiongkok, Menteri Pertahanan Tiongkok, Dong Jun, dilaporkan sedang diselidiki atas dugaan korupsi sebagai bagian dari kampanye anti-korupsi Partai Komunis yang sedang berlangsung di tubuh militer.
Menurut laporan dari The Financial Times yang mengutip pejabat AS, Laksamana Dong menjadi subjek penyelidikan yang lebih luas terkait korupsi dalam Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Namun, rincian spesifik mengenai tuduhan tersebut belum diungkapkan, dan Dong belum memberikan pernyataan resmi terkait hal ini.
Laksamana Dong, mantan Kepala Angkatan Laut PLA, terakhir kali tampil di hadapan publik internasional pada 21 November 2024, saat menyampaikan pidato di Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN ke-11 di Laos.
Dalam kesempatan tersebut, ia menolak pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, dengan alasan ketegangan yang sedang berlangsung terkait Taiwan. Austin menyatakan kekecewaannya, mengingat Dong sebelumnya berperan penting dalam memperbaiki hubungan militer antara AS dan Tiongkok, termasuk pertemuan tingkat komandan pertama antara kedua negara pada September tahun ini.
Selama di Laos, Dong juga bertemu dengan pemimpin pertahanan dari Selandia Baru, India, Malaysia, dan Sekretaris Jenderal ASEAN. Namun, awal tahun ini, Dong tidak diangkat ke Komisi Militer Pusat (CMC) badan pengambil keputusan tertinggi militer Tiongkok—sebuah perkembangan yang tidak biasa dan menimbulkan pertanyaan tentang masa jabatannya.
Jika penyelidikan terhadap Dong dikonfirmasi, ia akan menjadi Menteri Pertahanan ketiga berturut-turut yang menghadapi tuduhan korupsi, menyoroti intensifikasi kampanye anti-korupsi dalam militer Tiongkok.
Media pemerintah telah mengonfirmasi bahwa dua pendahulunya, Wei Fenghe dan Li Shangfu, telah dikeluarkan dari Partai Komunis dan sedang diselidiki atas kasus korupsi.
Wei dan Li diduga menyalahgunakan posisi mereka untuk mendapatkan keuntungan tidak sah dalam pengaturan personel. Keduanya diperkirakan akan menghadapi penuntutan dalam salah satu skandal korupsi terbesar yang melanda PLA.
Perlu dicatat bahwa Wei sebelumnya memimpin Pasukan Roket PLA, sementara Li mengawasi pengembangan senjata canggih, termasuk sistem rudal.
Pasukan Roket sendiri telah berada di bawah pengawasan, dengan mantan kepala dan kepala stafnya dikeluarkan dan diselidiki pada Juli 2023. Pembersihan ini juga meluas ke perusahaan pertahanan milik negara, dengan tiga pejabat senior dari organisasi pertahanan rudal dicopot dari posisi mereka pada Desember 2023.
Baca Juga
Sejak menjabat, Presiden Tiongkok Xi Jinping telah memperkuat otoritasnya dengan masa jabatan ketiga yang bersejarah, menjadikannya pemimpin terkuat sejak Mao Zedong.
Namun, rezimnya menghadapi tantangan signifikan, termasuk gelombang skandal korupsi yang mengancam stabilitas dan modernisasi militer Tiongkok.
Kampanye anti-korupsi Xi, meskipun bertujuan untuk membersihkan PLA, juga memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap moral dan kesiapan tempur militer.
Beberapa analis berpendapat bahwa ambisi pribadi Xi dan konsolidasi kekuasaan melalui pembersihan anti-korupsi dapat melemahkan struktur komando PLA, mengganggu modernisasi militer, dan pada akhirnya merusak kemampuan pertahanan Tiongkok.
Dengan tiga Menteri Pertahanan berturut-turut menghadapi tuduhan korupsi, pertanyaan muncul tentang efektivitas kepemimpinan militer Tiongkok dan arah masa depannya di bawah pemerintahan Xi.
Dalam konteks ini, penting untuk memantau perkembangan lebih lanjut terkait penyelidikan terhadap Laksamana Dong Jun dan dampaknya terhadap stabilitas internal PLA serta hubungan militer Tiongkok dengan negara lain.
Kampanye anti-korupsi yang berkelanjutan menunjukkan tekad Xi untuk memberantas korupsi, tetapi juga menyoroti tantangan kompleks dalam mereformasi institusi militer yang besar dan berpengaruh seperti PLA.
(htm)