Langsung ke konten
Pojok CeritaUpdate Editor

Mengapa Kesetiaan Sulit Dipertahankan dalam Dunia Modern?

×

Mengapa Kesetiaan Sulit Dipertahankan dalam Dunia Modern?

Sebarkan artikel ini

Cakrawalaopini.comKesetiaan, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional, adalah salah satu nilai yang sering dianggap ideal. Namun, di era modern, menjaga kesetiaan sering kali menjadi tantangan yang berat. Perubahan budaya, kemajuan teknologi, dan tekanan hidup yang meningkat menjadi faktor-faktor yang membuat kesetiaan tampak seperti konsep yang semakin sulit dipertahankan.

Artikel ini akan membahas mengapa fenomena ini terjadi dari sudut pandang psikologi.

1. Perubahan Budaya dan Nilai

Di masa lalu, kesetiaan sering kali dijunjung tinggi sebagai nilai yang tidak dapat diganggu gugat. Namun, masyarakat modern cenderung menekankan pada kebebasan individu dan pencapaian pribadi. Dalam hubungan, misalnya, ada pergeseran dari konsep hubungan yang “seumur hidup” menjadi hubungan yang lebih fleksibel. Hal ini sering kali didorong oleh budaya konsumerisme yang mendewakan pilihan tanpa batas.

Menurut teori sosial-ekonomi dalam psikologi, manusia cenderung membuat keputusan berdasarkan prinsip manfaat dan biaya. Jika suatu hubungan atau komitmen dianggap tidak lagi memberikan manfaat yang cukup besar dibandingkan biaya emosionalnya, individu cenderung mencari alternatif. Di dunia modern, alternatif ini sangat melimpah, yang membuat kesetiaan lebih rentan terganggu.

2. Peran Teknologi dalam Memudahkan Distraksi

Teknologi digital, terutama media sosial, menjadi salah satu penyebab utama yang memengaruhi kesetiaan. Dalam konteks hubungan romantis, platform seperti Instagram atau aplikasi kencan online memungkinkan individu untuk terus menjelajahi opsi baru. Secara psikologis, ini dikenal sebagai “paradoks pilihan”—terlalu banyak pilihan dapat menyebabkan ketidakpuasan dengan apa yang sudah dimiliki.

Selain itu, teknologi juga memudahkan perilaku seperti micro-cheating, yaitu tindakan-tindakan kecil yang dapat dianggap sebagai pengkhianatan emosional, seperti menggoda orang lain melalui pesan teks atau media sosial. Meskipun tindakan ini mungkin tidak melibatkan pengkhianatan fisik, dampaknya terhadap kepercayaan dalam hubungan bisa sangat signifikan.

3. Kebutuhan akan Validasi Eksternal

Di dunia modern, kebutuhan akan validasi eksternal semakin meningkat. Media sosial telah menciptakan ekosistem di mana individu merasa perlu mendapatkan pengakuan dari orang lain untuk meningkatkan harga diri. Psikologi manusia secara alami mencari validasi melalui koneksi sosial, tetapi ketika hal ini melampaui batas yang sehat, dapat menyebabkan ketidaksetiaan.

Dalam hubungan, kebutuhan akan validasi sering kali muncul dalam bentuk mencari perhatian dari orang lain di luar pasangan. Hal ini bukan hanya karena ketidakpuasan terhadap hubungan, tetapi juga karena dorongan internal untuk merasa diinginkan dan dihargai. Dari perspektif psikologi humanistik, ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, meskipun dengan cara yang merugikan hubungan.

4. Stres dan Tekanan Hidup

Dunia modern penuh dengan tekanan—mulai dari tuntutan pekerjaan, masalah finansial, hingga ekspektasi sosial. Dalam kondisi stres, manusia cenderung mencari pelarian, yang sering kali berujung pada perilaku yang dapat merusak kesetiaan. Secara biologis, stres dapat memengaruhi fungsi otak, khususnya prefrontal cortex yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan rasional. Hal ini dapat menyebabkan individu membuat keputusan impulsif, termasuk dalam konteks hubungan atau komitmen lainnya.

Selain itu, tekanan hidup yang tinggi dapat membuat individu merasa sulit untuk memberikan perhatian penuh pada pasangan atau komitmen mereka. Ketika komunikasi terganggu, rasa keterhubungan emosional pun memudar, membuka jalan bagi ketidaksetiaan.

5. Minimnya Pengelolaan Konflik yang Sehat

Kesetiaan sering kali diuji ketika konflik muncul dalam hubungan atau komitmen. Di dunia modern, banyak individu yang kurang memiliki keterampilan dalam mengelola konflik secara konstruktif. Hal ini bisa disebabkan oleh pola asuh yang kurang mengajarkan keterampilan interpersonal atau tekanan dari lingkungan yang menekankan pada individualisme.

Dalam psikologi hubungan, pendekatan seperti komunikasi asertif dan pengelolaan emosi sangat penting untuk menjaga kesetiaan. Namun, ketika keterampilan ini tidak ada, individu lebih mungkin mencari pelarian dari konflik, yang dapat berujung pada ketidaksetiaan.

6. Evolusi Biologis dan Dinamika Sosial

Dari sudut pandang evolusi, manusia memiliki dorongan biologis untuk mencari variasi genetik dalam pasangan. Namun, di dunia modern, dorongan ini sering berbenturan dengan nilai-nilai monogami yang dijunjung oleh sebagian besar budaya. Konflik ini menciptakan ketegangan internal yang dapat memengaruhi perilaku individu.

Psikologi evolusioner menyatakan bahwa kesetiaan bukan hanya tentang komitmen emosional tetapi juga tentang investasi sumber daya. Ketika seseorang merasa bahwa investasinya tidak dihargai, kemungkinan mereka untuk tetap setia pun berkurang.

Membangun Kesetiaan di Dunia Modern

Meskipun kesetiaan menjadi semakin sulit dipertahankan, bukan berarti tidak mungkin untuk mencapainya. Berikut adalah beberapa cara untuk membangun dan menjaga kesetiaan:

1. Meningkatkan Keterbukaan dan Kejujuran
Komunikasi yang jujur dapat menciptakan fondasi yang kuat dalam hubungan. Ketika pasangan merasa didengar dan dihargai, mereka cenderung lebih setia.

2. Mengelola Ekspektasi
Dalam hubungan, penting untuk memiliki ekspektasi yang realistis. Memahami bahwa setiap hubungan memiliki tantangan dapat membantu individu untuk tetap bertahan.

3. Mengembangkan Keterampilan Pengelolaan Konflik
Belajar mengatasi konflik dengan cara yang sehat dapat mencegah hubungan dari keretakan. Terapi pasangan atau konseling sering kali menjadi solusi yang efektif.

4. Menjaga Koneksi Emosional
Kesetiaan sering kali bergantung pada rasa keterhubungan emosional. Menghabiskan waktu bersama dan menghargai pasangan adalah cara untuk menjaga hubungan tetap kuat.

Kesetiaan dalam dunia modern memang menghadapi berbagai tantangan, mulai dari perubahan budaya hingga tekanan hidup. Namun, dengan pemahaman psikologis yang mendalam dan usaha untuk membangun hubungan yang sehat, kesetiaan tetap dapat dipertahankan. Di tengah godaan dunia modern, kesetiaan bukan hanya tentang komitmen, tetapi juga tentang pilihan yang diambil setiap hari.

((htm))