Cakrawalaopini.com – Moscow, Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah meningkatkan penggunaan drone kamikaze Geran-2 dalam operasi militernya, terutama dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
Drone ini, yang dikenal juga sebagai Shahed-136 dalam nomenklatur Iran, telah menunjukkan efektivitas yang signifikan dalam menyerang infrastruktur militer dan energi Ukraina. Hal ini menandai perubahan strategi Rusia, yang kini lebih mengandalkan drone ini dibandingkan rudal balistik seperti Kinzhal.
Pada malam 10 November, pasukan Rusia meluncurkan 145 drone Geran-2 ke fasilitas militer di Ukraina, jumlah tertinggi dalam satu hari. Dari jumlah tersebut, sistem pertahanan udara Ukraina hanya berhasil menembak jatuh 62 drone, menunjukkan peningkatan efektivitas dan kemampuan bertahan drone ini.
Perubahan taktik dan peningkatan teknologi, seperti integrasi antena GLONASS Kometa-M yang tahan terhadap gangguan elektronik, berkontribusi pada peningkatan akurasi navigasi drone.
Selain itu, beberapa drone Geran-2 yang diluncurkan dalam serangan kelompok berfungsi mengumpulkan intelijen elektronik dan kembali ke wilayah Rusia atau Belarusia setelah menyelesaikan misinya. Laporan dari The Guardian, yang mengutip sumber militer Ukraina, menyebutkan bahwa Rusia berencana mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam drone Geran untuk mengatasi sistem pertahanan udara Ukraina.
Pengembangan ini mencakup pembuatan “swarm drone” yang dapat berkoordinasi dan berinteraksi satu sama lain, memungkinkan mereka menyerang dan mengatasi pertahanan musuh dengan lebih efektif.
Rusia juga telah menyesuaikan beberapa varian Geran-2 untuk serangan jarak pendek. Salah satu varian dilengkapi dengan pencari optik/termal dan memiliki jangkauan 220 km dengan akurasi 3 meter.
Varian ini, yang dikenal sebagai MS236, kemungkinan dilengkapi dengan modem 4G dengan kartu SIM Ukraina, memungkinkan streaming video saat ada konektivitas dan kontrol operator atas drone dalam memilih target.
MS236 juga dapat bekerja dengan drone repeater M236 yang dapat meneruskan sinyal operator, memastikan beberapa serangan akurat pada target saat memimpin swarm.
Baca Juga
Efektivitas drone Geran-2 telah dibandingkan dengan rudal jarak jauh seperti ATACMS buatan AS dan Storm Shadow buatan Inggris. Meskipun rudal-rudal ini memiliki kemampuan serangan presisi dan jangkauan yang lebih jauh, biaya dan ketersediaannya menjadi pertimbangan.
Sebaliknya, drone Geran-2 menawarkan solusi yang lebih hemat biaya dan dapat digunakan dalam jumlah besar, memungkinkan Rusia mempertahankan tekanan konstan pada infrastruktur militer dan energi Ukraina.
Penggunaan rudal Kinzhal oleh pasukan Rusia tampaknya telah berkurang. Salah satu alasannya adalah hilangnya elemen kejutan dalam serangan Kinzhal, karena aset udara Barat dan intelijen manusia Ukraina di Rusia dapat melacak MiG-31K segera setelah lepas landas.
Alasan lain adalah terbatasnya jumlah target yang cocok untuk serangan Kinzhal, yang paling cocok untuk struktur statis besar dengan fasilitas bawah tanah. Sebagai gantinya, Rusia semakin mengandalkan rudal Iskander-M, yang memiliki waktu peringatan lebih rendah dibandingkan rudal yang diluncurkan dari udara.
Integrasi drone Geran-2 dalam strategi militer Rusia menunjukkan pendekatan yang lebih adaptif dan hemat biaya dalam menghadapi tantangan medan perang modern.
Dengan memanfaatkan teknologi canggih dan taktik yang disesuaikan, Rusia telah meningkatkan efektivitas serangannya sambil mengurangi ketergantungan pada persenjataan yang lebih mahal dan terbatas.
Pendekatan ini tidak hanya menunjukkan kemampuan Rusia untuk berinovasi dalam taktik militer tetapi juga menyoroti pentingnya adaptasi dalam menghadapi dinamika konflik yang terus berkembang.
(htm)